Hal Baru Dalam Dua Hari: Tiba-tiba OBS

 

Taman Budaya Yogyakarta atau TBY merupakan suatu tempat di kota Jogja yang biasa menjadi panggung bagi seniman menampilkan karyanya. Sama halnya dengan Rumah Sastra yang juga menggunakan tempat ini untuk mengadakan acara yang mereka berikan tajuk “Piwulang”. Beberapa bulan sebelumnya Rumah Sastra mengadakan pelatihan untuk menulis puisi yang nantinya akan dipentaskan pada acara ini. Acara ini akan dilaksanakan pada 23 September 2024, sehingga gladi resik akan dilaksanakan sehari sebelumnya, 22 September 2024. Saya yang ikut serta menjadi panitia karena menyetujui ajakan dari salah satu teman, ikut serta pada gladi resik tersebut. Pada awalnya, saya berpikir tugas saya akan seperti biasanya, yaitu mengangkat properti-properti yang akan digunakan saat pentas. Di luar dugaan, Mbak Jade menanyakan pada kami jika ia membutuhkan satu orang untuk menjadi operator dari Open Broadcasting Software atau biasa disingkat OBS. Tanpa ragu, teman-teman menunjuk saya untuk belajar hal yang sangat baru bagi saya sendiri.

OBS ini sendiri merupakan suatu aplikasi open-source untuk merekam dan menyiarkan suatu konten secara live. Biasanya, software ini digunakan untuk mengatur sumber video/audio (kamera, layar, gambar), transisi, dan efek teks. Aplikasi ini sangat populer di kalangan streamer, acara webinar, hingga suatu event yang dilaksanakan hybrid. Tantangan yang biasanya akan dihadapi dalam mengoperasikan aplikasi ini adalah membutuhkan pemahaman teknis dan kesiapan backup plan jika terjadi kesalahan.

OBS ini menjadi sarana utama yang menunjang keberlangsungan acara Piwulang oleh Rumah Sastra. Karena nantinya melalui aplikasi OBS ini, dibalik layar sebelum pementasan atau proses dari belajar anak-anak dalam beberapa bulan akan ditampilkan pada penonton. Aplikasi ini juga menjadi pilihan karena untuk mengaksesnya tidak perlu mengeluarkan biaya alias gratis.

Foto: Aplikasi OBS yang digunakan pada acara Piwulang oleh Rumah Sastra/Rahmad Dao D. R.

Semalam suntuk kos saya menjadi ruangan darurat yang menegangkan. Karena sepanjang malam saya menonton tutorial untuk mengoperasikan OBS. Saya yang masih cukup asing dengan aplikasi ini, tentu sangat tegang untuk mempelajarinya. Sepanjang malam itu saya menonton sembari mempraktekan teknisnya. Cukup sederhana, namun jika melakukan sedikit kesalahan dapat membuat kesan kurang pada penonton. Melihat antusiasme anak-anak yang akan mementaskan hasil karya mereka, hati saya ikut tergerak untuk serius mempelajari hal baru ini. 23 September 2024, tepat hari di mana acara ini dilaksanakan secara beruntung saya mengoperasikannya dengan lancar.

Acara yang diadakan oleh Rumah Sastra ini bukan hanya terbatas menjadi wadah bagi anak-anak yang mengikuti proses belajarnya, namun juga menjadi suatu bentuk yang nyata untuk membuktikan adaptasi teknologi bagi generasi muda. Lebih dari sekedar alat teknis guna menunjang acara, melalui pembelajaran OBS ini saya menemukan bahwa dengan melihat secara langsung semangat dari orang lain dapat memicu semangat belajar bagi diri sendiri guna mengembangkan keahlian.

Foto: Anak-anak yang pentas, panitia, dan penonton setelah acara Piwulang oleh Rumah Sastra/Rahmad Dao D. R.

Scene terima kasih yang saya tampilkan melalui OBS pada layar proyektor, bukan hanya sekedar ucapan pada penonton yang hadir pada acara tersebut. Akan tetapi, jauh lebih mendalam saya mengucapkan terima kasih dengan wadah dari Rumah Sastra yang membuat saya mengenal hal baru dalam perjalanan berikutnya. Melalui wadah ini saya juga merenungi jika belajar memiliki pengaruh luas yang tidak hanya mengembangkan, namun menjadi jalan bagi seseorang untuk membantu dan membahagiakan orang lain.

Pada akhirnya, saya melihat teman-teman saya yang juga sangat baik melaksanakan tugasnya serta melihat kebahagiaan dari anak-anak yang mementaskan karya puisinya dengan bangga dan menunjukkan pada orang tua, guru, dan di depan banyak orang. Malam itu, saya pulang dengan masih menghafalkan cara dan mencari referensi dalam menggunakan OBS ini. Siapa tahu, mungkin ke depannya ketertarikan saya ini dapat digunakan. Toh, prinsipnya tetap sama, belajar, do’a, dan usaha. Tanpa disangka, dalam dua hari itu saya membuka jalan baru dalam memaknai belajar dan usaha, serta menjadi bagian dari kebahagian yang bermakna bagi orang lain

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama